Oleh:

Harijanto Soetjijo, Ulum A. Gani, Dewi Fatimah,

R. Amelia, Fuad Saebani, dan Zaenal

 

Sari 

Konsumsi batubara di Indonesia terus meningkat seiring dengan irama pembangunan nasional dan bertambahnya penggunaan energi.  Indonesia memiliki 36 milyar ton cadangan sumber daya batubara, tetapi sebagian besar daripadanya merupakan batubara yang termasuk pada jenis berkadar rendah. Penggunaan batubara berkadar rendah kurang disukai dan terbatas dibandingkan dengan jenis batubara bituminous atau antrasit dan penggunaannya untuk jangka panjang mengakibatkan dampak negatip terhadap lingkungan. Peningkatan kualitas batubara berkadar rendah dapat memberikan kontribusi yang sangat besar artinya baik bagi pihak produsen batubara karena nilai jual batubara yang bertambah maupun bagi masyarakat umum misalnya karena menurunnya jumlah polutan dari hasil pembakaran batubara. Studi peningkatan mutu batubara dengan metoda “shock expansion” untuk tahun pertama (2003) ini ditujukan untuk meneliti efek dari proses shock expansion terhadap struktur batubara pada umumnya dan pori-pori batubara pada khususnya. Diharapkan proses tersebut mampu memperbaiki kualitas batubara ditinjau dari kandungan air; abu, karbon terikat, zat terbang sehingga diperoleh mutu batubara yang makin baik. Hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa proses shock expansion mampu memperbaiki kualitas batubara sub bituminous yang diperoleh dari daerah Bayah, Sukabumi. Berdasarkan percobaan yang diterapkan pada batubara Cimandiri ternyata proses mampu meningkatkan nilai kalorinya dari 6104 kal/Nm3 menjadi 7175 kal/Nm3 dan menjadi 7332 kal/Nm3 setelah diproses selama 24 jam dan 48 jam. Hal yang sama juga teramati pada batubara Cigagoler yang mengalami perbaikan mutu seperti yang diperlihatkan dengan naiknya nilai kalori dari 6284 kal/Nm3 menjadi 7097 kal/Nm3 setelah diproses selama 24 jam dan menjadi 7117 kal/Nm3 setelah diproses selama 48 jam.