PENGARANG :
Hartiniati
SUMBER :
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 2000, Vo. 2, No. 1 hal. 1-8. /HUMAS-BPPT/ANY
RINGKASAN :
As a transportation fuel, coal Liquefied oil requires certain quality improvement known as upgrading due to its higher concentrations of nitrogen, sulfur, oxygen dan aromatics than petroleum fraction. Experiments using small-scale fixed bed reactor show that there is an improvement in the quality of recycle-solvent used for coal liquefaction after first hydrotreatment. Coal slurry using first hydrotreated oil as solvent shows lower viscosity than that of non-hydrotreated oil, and if it is mixed with Banko coal, the coal concentration could achieve as high as 50%. Nitrogen and sulfur contents in hydrotreated oil are reduced to negligible level and the storage stability remarkably improves after hydrotreatment. The quality of fuel from second hydrotreatment is still lower than that of petroleum product in terms of ‘cetane number’, ‘smoke point’, contents of sulfur and aromatics.
KATA KUNCI :
hydrotreatment, pencairan batubara, heteroatom, Banko, Yallourn
PENDAHULUAN :
Riset Pencairan Batubara untuk memproduksi BBM sintetis di Indonesia sudah berlangsung sejak awal tahun 1990-an, namun perkembangannya secara nyata dengan target komersial baru dimulai sejak awal tahun 1994, setelah perjanjian kerjasama riset ditandatangani antara BPPT dan NEDO.
Berbagai jenis batubara muda Indonesia telah diuji, dengan hasil yang sangat menjanjikan, hasil tertinggi diperoleh dari batubara Banko dengan produk minyak sekitar 70%. Dibandingkan dengan batubara Yallourn dari Australia yang hanya menghasilkan minyak <60%, hasil tersebut memang sangat signifikan, terutama dilihat dari segi biaya, dan harga minyak batubara yang semakin kompetitif. Hasil studi kelayakan menunjukkan bahwa batubara Banko dapat memproduksi BBM, produk setengah jadi, dengan harga sekitar US $ 18/barrel. Melihat harga minyak dewasa ini yang telah mencapai US$ 30- 32/barel, maka studi pencairan batubara ini sangat dirasa perlu untuk dilanjutkan hingga tingkat komersialisasi.
KESIMPULAN :
Hasil pengujian produk batubara cair melalui proses up-grading atau hydrotreatment menggunakan reaktor fixed bed dengan katalis Ni-Mo-P/Al2O, secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Proses hydrotreatment tahap 1 ternyata dapat meningkatkan kualitas pelarut tertersirkulasi (recycle solvent) sebagai donor hidrogen pada proses pencairan batubara.
  • Slurry batubara dengan menggunakan minyak hasil hydrotreatment tahap 1 menunj